Langsung ke konten utama

Postingan

Lamun

Bila, pertemuan mampu entaskan rindu canda bisa entaskan lara dan tawa mampu menghidupkan suasana Lalu, masihkah kau akan mencariku ? sebagaimana aku menanyakan kabarmu, sebagraimana aku diam - diam kebingungan mencarimu ketika tak dapat kutemukan engkau pada hari itu. Bila, diam adalah cara terbaik untuk mencinta dan ungkap hanya menghadirkan lara dan luka Lantas untuk apa ? untuk apa aku, dan segala keakuanku dengan lantang serta dengan segala kenaifan mengungkapkan rasa yang benar - benar ada ? jika segala tanya tak pernah kau pertanyakan kembali ? Bila, kagum dalam diam adalah hal terbaik yang bisa didapat, biarlah, biarlah aku terempas dalam keterasingan hingga lembah paling dalam, agar engkau, agar engkau dapat tersenyum lepas, senyum yang akan selalu aku nikmati, dalam diamku.
Postingan terbaru

Kias

Hari demi hari berlalu.. Minggu.. Bulan.. Tahun.. Namun tidak denganku.. Terus berpacu dengan waktu, dan rindu yang bersatu padu. Ada masanya kita harus sadar bahwa, Hidup bukan hanya tentang tawa, senang, dan girang.. Adakalanya kita harus sedikit kecewa tentang, Tunggu yang tak kunjung pasti, Rasa yang tak berbalas, Senyuman yang tak pantas, hingga.. Sarapanpun nyaris tak ada rasa, hanya hambar.. Atau secangkir kopi yang pahit, dan teh tak bergula pagi hari.. Semua tentang kita.. Aku.. Yang terus bergelut dengan waktu; Terkejar rindu.. Dan minggu yang menggerutu. Tentang pekarangan yang rindang, Tentang harum tumisan masakan ibu, Riuhnya adik kecilku yang merengek, Semua yang nyata.. Nyata bahwa.. Masih ada cinta... Yang menantimu untuk pulang.. Menanti ceritamu tentang tualang.. Gerutumu kepada siang.. Dan aku.. Adalah tenang dalam deras arus sungai yang kencang.

Malam Masih Sama

Pada akhirnya..   malam dengan keramaian sisa idul fitri ini yg menemaniku,   ramai..tapi tetap terasa sepi.   Entah bagaimana aku menjelaskan kembali hasrat yg dalam untuk berjumpa denganmu,   engkau yg kini hilang bak debu yg terbawa angin.   Malam masih sama seperti kemarin,   masih terusik akan senja yg datang dengan berisik pujangga .. yg mencoba merangkai bait bait kata.Tidakkah kita akan bertemu? Menghabiskan waktu .. untuk sekedar menikmati sudut alun alun kota dengan secangkir cerita??   Tidakkah kau pernah merindu akan suatu malam tanpa bulan??   Malam masih sama seperti kemarin,   ramai..namun sepi,   haruskah aku berteriak kepada sang malam agar ia mampu mengerti?? Kau masih kuingat hingga kini,   kaulah yg membawa benderang ditengah tengah pekat petang. Malam masih sama seperti kemarin..

Manusia

Ini adalah malam kesekian aku merindu tentangmu Kau yang diam diam aku kagumi Kau yang diam diam aku rindukan Bersama angin, rinduku berhembus Apakah kau tau bahwa aku merindumu? Apakah kau tau bahwa aku diam diam menantimu?? Atau kau sebenarnya tau, namun tak mau tau, dan masa bodoh akan semuanya. Dan bersama desiran angin dimalam ini, sejenak aku titipkan rindu seraya berbisik dan bertanya kepada angin akankah kau juga merasakan rindu yang sama?? Entahlah.. Aku ini bodoh atau tak tau malu Merindukan kau yang mungkin sekarang sedang tertawa menang Sementara aku dihujam rindu yang tak henti henti Selamat.. Kau adalah pemenang Kau adalah benderang Dan aku.. Manusia yang untuk kesekian kalinya merindu tentangmu.

Rumah

Tak pelak, di balik kerak malam nan sunyi dengan teriakan nyaring pedagang sate depan gang, aku membayang. Tentang canda, tentang gurau manja, tentang kelahi, tentang tempat mengadu, tentang rumah. Rumah.. Ya, aku rindu, akan rumah mungil yang memiliki cerita di tiap sudutnya berandai aku dapat kembali kemasa dimana waktu masih belum aku kenal. dibalik himpitan hutan beton dan sudut gang kecil, aku merenung. Tentang ayah, ibu, dan adik adikku yang lucu. diri ini masih selalu berkelahi dengan waktu, ayah. diri ini masih berkubang dengan rindu, ibu. diri ini masih menapak jejak di jalan setapak yang semakin menanjak. Masih dengan rindu yang tak tahu malu menghujamiku, seolah mengisyaratkan diri untuk pulang...